Preservasi Arsip: Jurus Sakti Melawan Waktu untuk Menjaga Harta Karun Bangsa

 



Setelah arsip bersejarah berhasil dikumpulkan (akuisisi) dan ditata rapi (pengolahan), sebuah pertempuran baru dimulai. Pertempuran ini tidak melawan musuh yang terlihat, melainkan melawan musuh paling gigih di alam semesta: waktu. Kertas menguning, tinta memudar, serangan jamur, hingga ancaman bencana alam adalah musuh nyata yang dapat menghapus jejak sejarah selamanya. Di sinilah Preservasi Arsip Statis tampil sebagai pahlawan.

Preservasi adalah sebuah misi mulia yang menggabungkan ilmu pengetahuan, seni, dan ketelitian untuk memastikan arsip statis tetap selamat dan lestari. Tujuannya, sebagaimana diamanatkan

UU No. 43 Tahun 2009, adalah untuk menjamin keselamatan dan kelestarian arsip statis. "Resep" teknis untuk menjalankan misi ini dijabarkan lebih lanjut dalam PP No. 28 Tahun 2012.

Dua Pendekatan Utama: Mencegah dan Mengobati

Sama seperti dalam dunia kesehatan, pendekatan preservasi arsip juga dibagi menjadi dua strategi utama:

preventif (mencegah) dan kuratif (mengobati). Filosofinya sederhana: mencegah kerusakan jauh lebih baik daripada memperbaiki.

Jurus Preventif: Membangun Benteng Perlindungan

Tindakan preventif adalah upaya membangun "benteng" perlindungan di sekitar arsip agar musuh-musuh perusak tidak bisa masuk. Menurut PP 28/2012, benteng ini terdiri dari empat pilar utama:

  1. Penyimpanan Ideal: Arsip tidak disimpan di sembarang ruangan. Ia ditempatkan di ruang khusus dengan suhu dan kelembapan yang terkontrol, bebas dari paparan sinar matahari langsung, dan menggunakan sarana simpan seperti boks dan map bebas asam untuk mencegah kertas menjadi rapuh.

  2. Pengendalian Hama Terpadu: Rayap, ngengat, jamur, dan tikus adalah musuh bebuyutan arsip. Karena itu, dilakukan pengendalian hama secara terpadu dan rutin untuk memastikan tidak ada "penyusup" biologis yang merusak koleksi berharga.

  3. Reproduksi (Alih Media): Ini adalah jurus preventif paling modern. Dengan membuat "klon" digital (alih media) dari arsip asli, frekuensi penggunaan arsip fisik yang rapuh bisa dikurangi drastis. Publik bisa mengakses versi digitalnya, sementara naskah aslinya "beristirahat" dengan aman di ruang simpan.

  4. Perencanaan Menghadapi Bencana: Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Oleh karena itu, setiap lembaga kearsipan wajib memiliki rencana darurat untuk menghadapi kebakaran, banjir, gempa bumi, dan bencana lainnya untuk menyelamatkan koleksi arsip.

Jurus Kuratif: Saat 'Dokter' Arsip Turun Tangan

Jika arsip sudah terlanjur rusak, barulah "tim medis" atau para konservator arsip turun tangan. Tindakan kuratif adalah proses "pengobatan" atau perawatan terhadap arsip yang sakit.

Kegiatannya bisa bermacam-macam, mulai dari menambal kertas yang robek (laminasi), menghilangkan noda jamur, hingga memperkuat struktur kertas yang rapuh (deasidifikasi). Prinsip utamanya dalam setiap tindakan kuratif adalah memperhatikan keutuhan informasi. Tujuannya bukan hanya membuat arsip tampak indah kembali, tetapi memastikan informasi yang terkandung di dalamnya tetap utuh dan terbaca.

Fokus Khusus pada Alih Media

PP 28/2012 memberikan perhatian khusus pada alih media sebagai kunci preservasi modern. Proses ini tidak asal scan. Seleksi dilakukan berdasarkan prioritas, yaitu arsip dengan kondisi fisik paling rusak dan memiliki nilai informasi paling penting.

Ada dua aturan emas dalam alih media:

  • Arsip hasil alih media wajib diautentikasi oleh pimpinan lembaga kearsipan agar sah dan diakui.

  • Arsip asli yang telah dialihmediakan tetap disimpan sebagai bukti autentik tertinggi dan untuk kepentingan pelestarian jangka panjang.

Penutup: Misi Abadi Menjaga Denyut Nadi Sejarah

Preservasi arsip adalah sebuah pekerjaan tanpa akhir. Ia adalah kombinasi antara kejelian dalam mencegah (preventif) dan keahlian dalam memperbaiki (kuratif). Melalui serangkaian proses yang ilmiah dan sistematis ini, negara memastikan bahwa bukti-bukti pertanggungjawaban dan memori kolektif bangsa tidak akan lekang oleh waktu. Setiap lembar arsip yang berhasil diselamatkan adalah kemenangan dalam menjaga denyut nadi sejarah agar tetap bisa dirasakan oleh generasi hari ini dan di masa depan.