Tiga Kunci Sukses Implementasi SRIKANDI: Teknologi Canggih Saja Tidak Cukup!

 


Di era digital, meluncurkan sebuah aplikasi baru sering dianggap sebagai solusi instan. Namun, dalam konteks tata kelola pemerintahan, sebuah aplikasi secanggih SRIKANDI sekalipun hanyalah alat. Keberhasilan implementasinya tidak ditentukan oleh seberapa canggih software-nya, melainkan oleh kesiapan seluruh ekosistem di sekitarnya.

Peraturan ANRI Nomor 4 Tahun 2021 secara cerdas menguraikan bahwa kesuksesan penerapan SRIKANDI tidak berdiri di atas satu pilar saja. Ada tiga dimensi utama yang menjadi kunci keberhasilan, yaitu Teknologi, Organisasi, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Mengabaikan salah satunya sama saja seperti membangun gedung megah di atas fondasi yang rapuh. Mari kita bedah tiga kunci sukses ini.


🔑 Kunci Pertama: Dimensi Teknologi yang Andal

Ini adalah fondasi paling dasar. Secanggih apa pun penggunanya, jika teknologinya bermasalah, maka sistem akan gagal. Dimensi teknologi tidak hanya berbicara tentang aplikasi itu sendiri, tetapi juga kualitas yang dirasakan oleh pengguna. Indikatornya meliputi:

  • Kualitas Informasi: Informasi yang disajikan oleh SRIKANDI harus lengkap, relevan, mudah dimengerti, dan aman.

  • Kualitas Sistem: Aplikasi harus memberikan pengalaman pengguna yang baik. Ini diukur dari

    kemudahan navigasiketersediaan sistem setiap saatwaktu respon yang cepat saat diakses , dan yang terpenting, keamanan dalam pengelolaan arsip dinamis.

Pada dasarnya, teknologi SRIKANDI harus bisa diandalkan, intuitif, dan aman.


🏛️ Kunci Kedua: Dimensi Organisasi yang Mendukung Penuh

Inilah pilar yang seringkali menjadi penentu utama. Tanpa dukungan organisasional yang kuat, aplikasi terbaik pun akan ditinggalkan. Dukungan ini datang dalam dua bentuk utama:

  • Dukungan Pimpinan: Pimpinan puncak tidak bisa hanya "lepas tangan" setelah aplikasi diluncurkan. Mereka harus secara aktif mendorong penggunaan SRIKANDI, memantau tingkat penggunaannya , memperhatikan dan mengevaluasi setiap permasalahan yang muncul , serta menyediakan dukungan dana yang memadai untuk operasional.

  • Fasilitasi Penerapan: Instansi wajib menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk kelancaran penggunaan SRIKANDI. Ini termasuk memberikan kemudahan akses terhadap peralatan pendukung dan memastikan ada staf atau arsiparis yang siap membantu jika pengguna menghadapi masalah.

Dukungan organisasi adalah bahan bakar yang membuat mesin teknologi terus berjalan.


👨‍👩‍👧‍👦 Kunci Ketiga: Dimensi Sumber Daya Manusia yang Siap dan Percaya

Pengguna adalah elemen sentral dalam keberhasilan sistem apa pun. Jika SDM tidak siap, menolak, atau tidak percaya pada sistem, maka implementasi hanya akan menjadi formalitas. Kesiapan SDM diukur melalui:

  • Pelatihan Pengguna: Instansi wajib menyediakan pelatihan yang efektif bagi seluruh pengguna. Pelatihan ini harus mampu membuat pengguna nyaman dan bisa menggunakan SRIKANDI secara mandiri.

  • Kepercayaan dan Kemampuan Diri: Pengguna harus merasa percaya diri dan mampu mengoperasikan SRIKANDI serta peralatan pendukungnya dengan usaha sendiri.

  • Penerimaan Pengguna (User Acceptance): Ini adalah tujuan akhir. Pengguna harus benar-benar menerima dan merasakan manfaat SRIKANDI sebagai alat yang mempermudah pekerjaan mereka, bukan sebagai beban tambahan. Mereka harus sadar bahwa pengelolaan arsip adalah tanggung jawab semua orang untuk menjaga memori organisasi dan meningkatkan akuntabilitas kinerja.


Penutup: Sinergi Tiga Pilar untuk Transformasi Digital

Implementasi SRIKANDI adalah sebuah proyek transformasi budaya kerja, bukan sekadar proyek teknologi. Keberhasilannya bergantung pada sinergi yang harmonis antara tiga pilar: teknologi yang andal, organisasi yang mendukung penuh, dan SDM yang kompeten serta percaya pada sistem. Dengan memastikan ketiga kunci ini terpenuhi, instansi pemerintah tidak hanya akan berhasil menerapkan sebuah aplikasi, tetapi juga berhasil melangkah maju dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang modern, efisien, dan akuntabel.